Senin, 08 Juni 2015

Laksana Dewi

Telah Banyak Ku Telusuri.
Tentang Segala Pribadimu Yang Ku Kagumi.
Dengan Kesederhanaanmu.
Telah Kau Buat Mimpi Di Hati Ini.

Manusia Yang Menjelma Laksana Dewi.
Ataukah Engkau.
Dewi Yang Menjelma.
Laksana Insan Yang Seindah Ini.

Entah Apa Yang Telah Engkau Perbuat.
Hingga Ku Begitu Meyakini.
Bahwa Engkaulah Bagian Tulang Rusuk ku.
Yang Telah Lama Menghilang.

Flashback

Disudut Gelapku.
Masih Kulihat.
Kau Menari Di Khayalku.
Tersenyum Di Tepi Ingatanku.

Meski Telah Kulupakan.
Firasatku Masih Rekat Denganmu.
Mengusik Hati Ini.
Yang Terbiasa Jalani Hari Tanpamu.

Namun Nyatanya Hatiku Berkata.
Dirimu Memanglah Yang Terindah.
Yang Selalu Menguatkanku.
Saatku Mengarungi Waktu.

Minggu, 07 Juni 2015

Berlayarlah Denganku

Berlayarlah Denganku.
Kita Hadang Satu Persatu Badai Di Depan Sana.
Biarlah Hanya Karang Yang Kan Mampu Melihat.
Tentang Betapa Kuatnya Hati Kita.

Yang Meski Terasing Di Tengah Samudera.
Takkan Pernah Pula.
Ku Biarkan Ragamu Karam Didalamnya.
Biarkan Pula Deburan Ombak Menggoyahkan Perjalanan Kita.

Tetap Takkan Pernah Pula Ku Lepaskan.
Genggamanku Dari Sela Jemarimu.
Akan Ku Rangkul Segala Rasa Takutmu.
Dan Kan Ku Jaga Ragamu Sepanjang Hidupku.

Bila Masih Ada Waktu

Jangan Pernah Dirimu.
Merasa Tak Seberuntung Itu.
Karena Yang Andai Engkau Tau.
Aku Telah Lama Memperhatikanmu Dari Sudut Gelapku.

Agar Aku Senantiasa Dapat.
Menatapmu di Sudut Terangmu.
Ku Memanglah Bukan Makhluk Yang Sempurna.
Yang Pantas Dengan Begitu Saja Mendekatimu.

Namun Yang Andai Ku Diberi Waktu.
Kan Lepas Pula Ku Hapus Kesedihanmu.
Kan Ku Jaga Setiap Senyumanmu.
Agar Dunia. Takkan Pernah Kehilangan Pelengkap Indahnya.

Tanpa Senyum Teduhmu. Ibu...

Bergetar Seluruh Ragaku.
Bukan Karena Gentar Menghadapi Dunia.
Namun Kini Mulai Terasa.
Tak Ada Arah Yang Harus Ku Tuju.

Tanyaku Hanyalah.
Mampukah Aku Melihat.
Raut Wajah Kecewamu Ibu.
Bila Akhirnya Dipersimpangan Ini.

Tiba Waktuku Telah Harus Gugur.
Rasanya Lebih Dari Sekedar Mati.
Saat Ku Lewati Setiap Waktuku.
Tanpa Senyuman Teduhmu. Ibu...

Melangkah Bersama

Disinilah Dimana Rasa Kita.
Kan Selalu Merasa Utuh.
Disaat Arah Tak Mampu Lagi.
Menunjukkan Segala Yang Engkau Tuju.

Disinilah Tempat Yang Pernah Kita Tahu.
Kan Lalui Setiap Detiknya Bersama.
Menunjukkan Pada Mereka Betapa Indahnya.
Dunia Kecil Yang Pernah Kita Miliki.

Waktu Yang Seakan Mati.
Ketika Dipecundangi Oleh Dunia Yang Tak Berarti.
Dan Kita Bangkit Bersama.
Melangkah Untuk Mengakhirinya Dengan Bahagia.

Tak Pernah Ternilai

Hanya Jika Dirimu Merasakan.
Engkau Akan Tau.
Tentang Seberapa Lama.
Seberapa Dalam Hingga Seberapa Kuat Aku Bertahan.

Saat Dirimu Tak Pernah Melihatku Ada.
Saat Dirimu Pergi Untuk Tak Lagi Memilihku.
Disaat Itu Aku Merasa Bahwa.
Dirimulah Yang Harus Ku Perjuangkan.

Karena Ku Tau.
Cintamu Hanya Sesaat Pada Yang Lain.
Takkan Sama Seperti Saat Cintamu Padaku.
Yang Takkan Pernah Bisa Sirna Oleh Ruang danWaktu.

Kawan

Meski Bukan Saatnya Untuk Di Kenang.
Disaat Ini. Disaat Kita Mengejar Masa Depan.
Namun Tak Ada Salahnya.
Bila Kita Hampiri Sedikit Lembaran Itu.

Lembaran Cerita Yang Terkadang Usang.
Tersekat Di Dalam Ingatan.
Yang Kadang Pula Kisahnya.
Hanya Sekedar Menjadi Figura Tak Bergambar.

Ku Selalu Teringat Kawan.
Saat-Saat Terindah Kenangan Di Sudut Surau Itu.
Kita Selalu Bersama. Seolah.
Menghabiskan Waktu Ditengah-Tengah Hangatnya Keluarga.

Teroesir

Terusir Jauh.
Raga Yang Berlapis Segumpal Daging.
Tak Berdaya Ini.
Hingga Tak Sadar.

Berada Di Belahan Dunia Mana Ku Kini.
Entah Harus Sejauh Apa Yang Perlu Ku Tempuh.
Untuk Mencari Jati Diri Ini.
Pernah Datang Juga Kekecewaan Membelenggu Hati Ini.

Memukul dan Menyayat Celah Kecil Senyumku.
Yang Terenggut Oleh Ingatan.
Yang Seharusnya Tak Kudapati di Seusia Itu.
Desiran Hinaan Menghantui. Membisiki Disetiap Sudut Ku Berdiri.

Mengapa Serasa Tak Berharga Diriku Ini.
Apa Yang Kan Kudapati.
Bila Akhirnya Ku Menyerah Pada Waktu.
Dan Apa Yang Kan Bisa Ku Banggakan.

Bila Akhirnya Ku Mampu Lewati Setiap Cobaan Ini.
Kemana Tangan-Tangan Bijak.
Yang Seharusnya Membesarkan Mimpi dan Harapanku..
Apakah Mereka Lupa. Atau Tak Lagi Peduli.

Bahwa Bagian Dari Darahnya Sendiri.
Sudah Sejak Lama Menanggung Kekecewaan Pedih.

Terima Kasih Cinta

Tak Pernah Ku Merasa.
Betapa Kehilangan Seperti Ini.
Dirimu Memang Benar Cinta.
Cinta Tak Hanya Tau Kemana Ia Kan Kembali.

Namun Cinta Itu Pun.
Tau Kemana Ia Kan Harus Pergi.
Kini Setelah Semuanya Menjadi Mimpi.
Dirimu Singgah dan Bertepi di Lain Hati.

Terbanglah Bidadari Indahku.
Yang Dahulu Sempat Melukis Senyum.
Disetiap Saat Senja Menuntun Sang Fajar.
Kembali Dalam Buaian Rembulan.

Karena Kini Takkan Ada Lagi.
Yang Mampu Mematahkan.
Sayap-Sayap Indahmu Jelitaku.
Terima Kasih Telah Engkau Ajarkan.

Tentang Adanya Cinta.
Yang Kan Selalu Bernyawa.
Meski Raga Terasa Mati.
Dan Nafas Terasa Tak Terhela.

Aku Sungguh Tak Pernah Merasakan.
Betapa Teduhnya Hati.
Dan Betapa Dalamnya Cinta.
Seperti Saat Bersamamu.

Selasa, 02 Juni 2015

Pemberi Harapan Palsu

Bagaimana Aku Bisa Tau.
Bila Tak Pernah Engkau Sampaikan.
Aku Tak Berharap Akan Balasan Cintamu.
Hanya Saja Aku Ingin Engkau Jujur Padaku.

Jika Kau Ingin.
Kau Boleh Tinggalkan Aku.
Namun Jangan.
Engkau Mematahkan Pengharapanku.

Katakanlah Tentang Isi Hatimu.
Agar Jiwaku Tenang.
Agar Tak Lagi Ku Simpan Harapanku Untukmu.
Meskipun Jawabanmu itu.

Kan Membiarkan Detup Cintaku.
Berhenti Berlaju Untukmu.
Katakanlah...
Berikan Aku Kepastianmu.

Untuk Tunaikan Halalnya Senyummu

Aku Selalu Tersesat.
Ketika Memandangi Mata Indahmu.
Mungkin Itu Karena Ku Tak Pernah Tau.
Kemana Arah Tuk Menuju Hati Yang Lain Selain Hatimu.

Memang Untuk Memilikimu.
Adalah Mimpi Bagiku.
Namun Aku Akan Lekas Terjaga.
Dari Semua Mimpi - Mimpi Itu.

Agar Engkau Tau.
Aku Kan Mampu Tuk Tunaikan.
Halalnya Senyummu.
Disetiap Detik Hariku.


Biar Jadi Lelahku

Biarkan Hingga Ku Lelah Mendayung Sampan Ini.
Biar Ku Arungi Lajunya Dengan Tangan Ini.
Tetaplah Engkau Diam. Duduk Temani Disisiku.
Takkan Ku Buat Engkau Menanggung Pula Lelahku.

Meski Tak Terkuasai Lajurnya Dimataku.
Namun Arahnya Kan Tetap Ku Cari.
Kan Kubawa Dirimu Meneduh Dibawah Senja.
Menikmati Indahnya Langit Jingga.

Hingga Melihat Kilauan Bintang.
Yang Betapa Indah Ku Lihat.
Pancaran Cahayanya.
Dari Sudut Pesona Matamu.

Berbagilah Denganku

Mungkin Aku Takkan Pernah Tau.
Tentang Seberapa Dalam Lukamu.
Yang Selalu Engkau Pendam.
Dalam Setiap Senyuman.

Namun Disaat Dalam Keadaan Itu Pula lah.
Hatiku Mampu.
Tuk Merasakan Tentang Segala Rasa.
Yang Selama Ini Engkau Sembunyikan.

Janganlah Pernah Dirimu Merasa Sendiri.
Disini Ada Aku. Tempatmu Berbagi Tentang Segala Rasamu.
Bagiku Takkan Pernah Ada Hal Indah Lainnya.
Jika Ku Senantiasa Melihat Indah Senyummu.

Berbagilah Cerita.
Tentang Segala Hal Yang Engkau Alami.
Agar. Tuk Kini dan Nanti.
Aku Akan Senantiasa Bisa.

Untuk Kembali Membuatmu Tersenyum.
Tersenyum Yang Indah Nan Jelita.

Anugerah Terindah

Esok Hari Ku Yakin.
Seisi Dunia Kan Penuh.
Dengan Ceria dan Cinta.
Karena. Malam Senantiasa.

Mengharapkanmu Meneranginya.
Karena Embun Senantiasa.
Memintamu Menyejukan Tiap Tetesannya.
Karena Langit Menjadikanmu Pelangi Terindah.

Diantara Tiap Ruas Birunya.
Dan Karena Dunia Memilikimu
Seisi nya Telah Memilihmu.
Tuk Jadi Anugerah Terindah Yang Kupunya.

Izinkan Aku Menyayangimu

Izinkan Aku Menjagamu.
Meski Kelak Raga Ini Kan Rapuh.
Izinkan Aku Menyayangimu.
Meski Hatimu Begitu Indah Tuk Kumiliki.

Ku Ingin Memperjuangkan Kata Hati Ini.
Yang Seutuhnya Menyayangimu.
Dan Jika Di Suatu Saat Ku Bersamamu.
Kan Ku Jaga Dirimu Hingga Ujung Waktuku.

Takkan Lelah Ku Menggenggam Indah Jemarimu.
Dan Takkan Lepas Pula Disela Nafasku.
Tuk Senantiasa Membahagiakan Langkahmu.
Karena Hatiku Ini. Sepenuhnya Begitu Menyayangimu.

Jadilah Teman Hidupku

Sedari Dulu.
Diri ini Menginginkan Senyummu.
Tuk Menghiasi Celah Kecil di Tiap Dinding Hati ini.
Namun. Tak Kunjung Pula Ku Memberanikan Diri.

Entah Darimana Awalnya Rasa ini Hadir.
Hanya Saja. Terasa Saat Melihat Wajahmu.
Terasa Sejuk Seisi Dunia Yang Kupijak ini.
Dan Waktu Tak Pernah Rela Menungguku.

Tuk Menikmati Indahnya Wajah Cantikmu.
Yang Selalu Ingin Kulihat Tanpa Henti.
Dan Kini. Lekaslah Engkau Sudi Untuk Menjadi Pilihanku.
Pilihan Yang Kan Jadi Teman Hidupku Selalu.

Sahabat

Sahabat. Ku Tahu...
Kita Semua Kini Telah Berjauhan.
Kita Telah Berada di Titik Yang Terdepan.
Menyinggahi Beribu Asa dan Harapan.

Namun. Ku Yakin.
Disetiap Nadi dan Hatimu.
Senantiasa Mengalun Ukiran Indah.
Setiap Kisah Cerita Tentang Kita.

Kini...
Ku Mohon...
Bawalah Cerita ini.
Di Dalam Setiap Pijak Langkahmu.

Sanjunglah Tentang Seberapa Besar.
Dan Seberapa Kuatnya Kita Dahulu.
Karena Kuyakin Setiap Engkau Teringat Masa Itu.
Senyum Kan Senantiasa Menjagamu Dalam Lelap.